Sholat Istisqa, Tata Caranya dan Hukumnya

Diposkan oleh On 11:35 PM

Kemarau yang panjang, kekeringan melanda dimana-mana dan banyak orang yang sudah mulai kekurangan air untuk keperluan hidup sehari-hari. Maka upaya untuk meminta hujan kepada Sang Pemberi Rahmat yaitu Allah Subhanahu Wata'ala. Menurut Buya Yahya Sholat  Istisqa’ adalah Shalat yang dianjurkan ketika lama tidak turun hujan atau ketika sumber mata air sudah lama mengering, Shalat Istisqa’ disunnahkan berdasarkan sebab dzahirnya, dan tidak dianjurkan lagi ketika sebab-sebabnya sudah tiada seperti mulai turun hujan atau mengalirnya mata air dari sumbernya.

Hukum Sholat Istisqa'

Shalat istisqa hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan)atau dianjurkan ketika terjadi musim kering yang menyakitkan. Musim kering yang memang banyak terjadi polusi udara yang bertambah. 
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan hal tersebut, sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah Radhiallahu’anha:
شكا الناس إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم قحوط المطر فأمر بمنبر فوضع له في المصلى ووعد الناس يوما يخرجون فيه قالت عائشة فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس فقعد على المنبر فكبر صلى الله عليه وسلم وحمد الله عز وجل ثم قال إنكم شكوتم جدب دياركم واستئخار المطر عن إبان زمانه عنكم وقد أمركم الله عز وجل أن تدعوه ووعدكم أن يستجيب لكم ثم قال ( الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم ملك يوم الدين) لا إله إلا الله يفعل ما يريد اللهم أنت الله لا إله إلا أنت الغني ونحن الفقراء أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت لنا قوة وبلاغا إلى حين ثم رفع يديه فلم يزل في الرفع حتى بدا بياض إبطيه ثم حول إلى الناس ظهره وقلب أو حول رداءه وهو رافع يديه ثم أقبل على الناس ونزل فصلى ركعتين فأنشأ الله سحابة فرعدت وبرقت ثم أمطرت بإذن الله فلم يأت مسجده حتى سالت السيول فلما رأى سرعتهم إلى الكن ضحك صلى الله عليه وسلم حتى بدت نواجذه فقال أشهد أن الله على كل شيء قدير وأني عبد الله ورسوله

Artinya : “Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang musim kemarau yang panjang. Lalu beliau memerintahkan untuk meletakkan mimbar di tempat tanah lapang, lalu beliau membuat kesepakatan dengan orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang telah ditentukan”. Aisyah lalu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam keluar ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza wa Jalla, lalu bersabda, “Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri kalian dan hujan yang tidak kunjung turun, padahal Allah Azza Wa Jalla telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya dan Ia berjanji akan mengabulkan doa kalian” Kemudian beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. (QS. Al-Fatihah: 2-4). laa ilaha illallahu yaf’alu maa yuriid. allahumma antallahu laa ilaha illa antal ghaniyyu wa nahnul fuqara’. anzil alainal ghaitsa waj’al maa anzalta lanaa quwwatan wa balaghan ilaa hiin (Tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha kaya sementara kami yang membutuhkan. Maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan sebagai kekuatan bagi kami dan sebagai bekal di hari yang di tetapkan).” Kemudian beliau terus mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau. Kemudian beliau membalikkan punggungnya, membelakangi orang-orang dan membalik posisi selendangnya, ketika itu beliau masih mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap ke orang-orang, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat dua raka’at. Lalu Allah mendatangkan awan yang disertai guruh dan petir. Turunlah hujan dengan izin Allah. Beliau tidak kembali menuju masjid sampai air bah mengalir di sekitarnya. Ketika beliau melihat orang-orang berdesak-desakan mencari tempat berteduh, beliau tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya, lalu bersabda: “Aku bersaksi bahwa Allah adalah Maha kuasa atassegala sesuatu dan aku adalah hamba dan Rasul-Nya” (HR. Abu Daud no.1173) Al-Hadits)
Dalam pelaksanaan sholat istisqa' disunnahkan untuk membawa anak-anak kecil, kemudian lagi membawa harta berupa hewan peliharaan untuk dibawa ke lapangan. Dengan begitu permintaan akan segera dikabulkan. Jangan lupa beberapa persyaratan yang harus dilakukan yaitu :

  1. Bertaubat dengan sebenar-benar taubat
  2. Bersedekah kepada fakir-miskin, keluar dari kedzaliman, mendamaikan orang yang bertikai
  3. Membayar hutang.
  4. Puasa 4 hari berturut-turut.
  5. Melaksanakan sholat istisqa dengan baju yang sederhana, tidak berhias, dan tidak memakai wangi wangian.

Tata Cara Sholat Istisqa'

Sholat istisqa' dilaksanakan dalam dua rakaat seperti Shalat Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri kemudian setelah itu diikuti dengan khutbah dua kali oleh seorang khatib (pembaca khutbah)
Khutbah salat istisqa sendiri memiliki ciri/ketentuan tersendiri antara lain:
  1. Khatib disunahkan memakai selendang.
  2. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 kali sedangkan pada khutbah kedua 7 kali.
  3. Khutbah berisi anjuran untuk beristighfar (memohon ampun kepada Allah atas kemaksiatan yang dilakukan selama ini) dan merendahkan diri kepada Allah serta berkeyakinan bahwa permintaan akan dikabulkan oleh-Nya.
  4. Pada khutbah ke-dua khatib berpaling ke arah kiblat (membelakangi jamaah) dan berdo'a bersama-sama. Tekniknya bisa menirukan bersama-sama maupun khatib berdo'a kemudianjamaah mengamininya.
  5. Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan tinggi-tinggi. Betul-betul meminta agar musim kemarau yang berkepanjangan akan segera berakhir.

Doa Setelah Shalat Istisqa' beserta Artinya

Berdoa itu memiliki syarat dan tata cara yang baik. Jika seseorang menggunakan Tata Cara Berdoa dengan Baik, maka akan membuahkan hasil alias permintaannya bisa dikabulkan.

Doanya boleh dengan bahasa apapun, arab, inggris, Indonesia maupun bahasa jawa. Yang terpenting anda faham apa yang anda minta. Boleh menggunakan do'a " Allahummas qina ......dst"
atau

 اَللهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْيَا رَحْمَةٍ، وَلاَ تَجْعَلْهَا سُقْيَا عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ غَرَقٍ، اَللهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ وَاْلاَكَامِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُونِ اْلاَوْدِيَةِ، اَللهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا، هَنِيْئًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا، سَحًّا عَامًّا غَدَقًا طَبَقًا مُجَلَّلاً، دَائِمًا اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَللهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطيْنَ، اَللهُمَّ اِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ مِنَ الْجَهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَالاَ نَشْكُو اِلاَّ اِلَيْكَ، اَللهُمَّ اَنْبِتْ لَنَاالزَّرْعَ وَاَدِرَّلَنَا الضَّرْعَ، وَاَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَاَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلاَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَالاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ، َللهُمَّ اِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ اِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارَ، فَاَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا 


Artinya sebagai berikut:
Ya Allah, jadikanlah hujan ini siraman rahmat, dan janganlah ia Engkau jadikan siraman yang menyiksa, membinasakan, memberi bencana, menghancurkan maupun menenggelamkan. 
Ya Allah, turunkanlah hujan ini ke atas bukit-bukit dan gundukan-gundukan tanah, tempat-tempat tumbuhnya pohon dan perut-perut lembah. 
Ya Allah, turunkanlah hujan ini di sekitar kami, dan tidak membaha¬yakan kami. 
Ya Allah, siramlah kami dengan hujan yang menyelamatkan, yang mudah, nyaman lagi menyuburkan, yang lebat, banyak, merata dan menyeluruh, yang lestari sampai hari kiamat. 
Ya Allah, siramlah kami dengan hujan dan Janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang berputus asa. 
Ya Allah, sesungguhnya hamba-hamba-Mu dan negeri ini tengah di¬timpa kesusahan, kelaparan dan kesempitan, yang kami tak bisa mengadu selain kepada-Mu. 
Ya Allah, tumbuhkan tanaman untuk kami, kucurkan susu deras-deras untuk kami, turunkan kepada kami berkat-berkat dari langit, tumbuh¬kan untuk kami berkat-berkat dari bumi, dan hilangkan dari kami ben¬cana, yang tak bisa dihilangkan oleh selain Engkau. 

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun. Maka, kirimlah hujan kepada kami dengan deras. 

(Diriwayatkan oleh al-Bukhari: 967, Muslim: 897, Abu Daud: 1169, dan asy-Syafi'i: al-Umm 1/222 dan lain-lainnya). 


Source:
http://buyayahya.org/artikel-kajian/shalat-istisqa.html
http://www.arrahmah.com/kajian-islam/shalat-istisqa-hukum-dan-tata-caranya.html#sthash.OZXyEn1i.dpuf
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Istisqa
http://islamiwiki.blogspot.co.id/2012/10/doa-doa-untuk-shalat-istisqa.html#.VkGdGNIrJH1

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »